BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Proses pembelajaran adalah suatu proses
mentransformasikan ilmu pengetahuan dengan cara mengorganisasikan materi ajar
dengan menggunakan metode yang akan digunakan sehingga peseta didik dapat
memahami materi secara efektif. Persoalan yang dihadapi pada proses
pembelajaran pada program studi manajemen adalah mahasiswa yang memiliki
karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga dosen pengajar pada
program ini betul-betul memahami kondisi kelas danmateri yang akan diajarkan.
Sesuai dengan karateristik mata kuliah pada program
Strategi belajar mengajar harus memahami secara verbal, kontekstual analitis
(hitung-menghitung), baik secara teoritis maupun empiris, maka ada beberapa
model pembelajaran yang harus diketahui dan dikuasai oleh seluruh siswa dan
guru. Model yang dimaksudkan meliputi.
1. Surface
learning
2. Collaborative
learning
3. Cooperative
learning
4. Deep
learning
5. Inguiry
learning
Dengan adaya cara belajar dan mengajar yang menarik
diharapkan siswa semuanya berperan aktif dan guru berharap semua siswa yang
diajar dapat memahami apa yang sedang dipelajari.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
- Apakah pengertian Deep Learning?
- Apa saja ciri-ciri pembelajaran Deep Learning?
- Apa saja aspek-aspek dalam model pembelajaran deep learning?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
- Merupakan tugas mata kuliah strategi Belajar Mengajar.
- Mengetahui tentang deep learning, pengaplikasiannya dalam proses belajar mengajar serta mengetahui kelemahan serta kelebihannya.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :
- Mengetahui pengertian deep learning
- Mengetahui Model deep learning
- Mengetahui Karakteristik deep learning
- Mengetahui Tahapan deep learning
- Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan deep learning
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pembelajaran Model Deep Learning
Model ini bersifat dinamik, dimana keterkaitan antar
pengetahuan digunakan sepenuhnya untuk menunjang pemahaman (Pujo Sukarno, 28).
Peserta didik diajak untuk mengenal, memahami dan menerapkan pengetahuannya
dalam penyelesaian permasalahan dari sudut penyelesaian yang umum. Tumbuhnya
pemahaman terhadap materi yang diajarkan dimungkinkakh melalui penggunaan
konsep dan metode dalm konteks dan domain yang berbeda-beda.
2.2 Ciri-Ciri
Pembelajaran Deep Learning
1. Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki.
2. Mempelajari pengetahuan-pengetahuan yang telah menjadi
landasan terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari, serta pola umum pemecahan
persoalan.
3. Melakukan evaluasi terhadap fakta-fakta yang tersedia
dan dikaitkan denagn kesimpulan terhadap materi yang sedang dipelajari
4. Melakukan pemeriksaan terhadap logika dan uraian
tentang suatu materi belajar secara rinci dan kritis
5. Menumbuhkan kesadaran dari dalam tentang tumbuhnya
pemahaman selama mengikuti pelajaran
6. Menumbuhkan keaktifan dalam mempelajari materi belajar
2.3 Aspek-Aspek
Dalam Model Pembelajaran Deep Learning
Pendekatan dalam menggunakan model deep learning
(1) Pendekatan dalam memahami pengetahuan yang diajarkan
Dalam pendekatan ini, mula-mula
peserta didik diajarkan konsep pengetahuan dasarnya, kemudian berikan
penjelasan mana definisi, mana konsep, mana teori dan mana generalisasi. Semua
penguasaan ini agar peserta dapat mengembangkan suatu model seperti model
verbal, diagramatik, model matematif, atau mungkin model grafik dan
statistiknya. Model-model ini berguna untuk membangun pemecahan masalah dalam
kehidupan praktis.
(2) Pendekatan dalam menerapkan suatu pengetahuan
Setelah memahami konsep, definisi
dan teori, maka teori-teori tadi akan digunakan untuk pemecahan masalah-masalah
praktis. Dalam memahami permasalahan yang terjadi, semua konsep dan teori
dituangkan dalam bentuk model (semacam benang merah) dari pengetahuan. Guna
model tersebut adalah untuk memudahkan pemahaman pengetahuan yang akan
digunakan dalam konteks praktis. Sesuai dengan kegunaan ilmu pengetahuan, maka
dalam konteks praktis teori-teori tersebut digunakan semacam petunjuk untuk menjelaskan,
menerangkan, memprediksikan, membantu memecahkan masalah dan merancang suatu
model dalam kehidupan praktis.
pada Kegunaan kedua pendekatan tersebut
agar peserta didik lebih memahami dan menguasai secara rinci tentang suatu
pengetahuan yang diajarkan dan penggunaan pengetahuan tersebut untuk
penyelesaian masalah dalam kehidupan praktis.
Dalam model deep learning harus diperhatikan aspek
pengembangan kognitif dan aspek penumbuhan rasa ingin tahu.
1) Aspek
Pengembangan Kognitif
Pada pengembangan kognitif, berupaya
untuk memadukan hal-hal pokok, kemudian dituangkan dalam model materi belajar.
Deep learning sangat efektif untuk menterjemahkan kompetensi yang diharapkan
menjadi suatu kurikulum yang terstruktur. Perpaduan dari berbagai komponen
kompetensi, dimana setiap komponen kompetensi diturunkan menjadi butir-butir
materi ajar. Akumulasi pemahaman dari butir-butir materi belajar tersebut akan
membentuk suatu komponen kompetensi, yang pada akhirnya membangun secara untuh
kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan demikian pada waktu implementasi
kurikulum setiap pengajar akan menggunakan deep learning untuk menyatukan
butir-butir materi belajar dalam mata pelajaran.
Ada tiga aspek pengembangan kognitif
peserta didik :
1. Pengembangan kognitif yang terfokus pada pengembangan
kemampuan berfikir yang tidak terkait dengan keterampilan dan kebutuhan
dibidang kerja.
2. Pengembangan kognitif yang merangsang peserta ajar
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya pada berbagai
jenis permasalahan.
3. Pengembangan kognitif yang dipadukan pada suatu
kurikulum formal secara terstruktur.
Ada beberapa metode pembelajaran untuk pengembangan
kognitif :
1. Metode Pembelajaran Modelling
Pendidik menuangkan pemikiran dalam
bentuk gambar, sketsa, diagram serta penjelasannya. Metode modeling merupakan
uraian tentang pemecahan permasalahan, analisis kritis, atau pengembangan
kreativitas atau pengembangan alternatif. Peserta didik menjadi pengamat dalam proses yang disajikan
pendidik.
2. Metode Pembelajaran Coaching
Pendidik memposisikan sebagai
pengamat dalam kelas selama proses pembelajaran. Pendidik dapat berpartisipasi
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan, atau
memberikan umpan balik kepada peserta yang sedang menyelesaikan permasalahan.
3. Metode Pembelajaran Scaffolding
Pendidik membimbing peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan atau memberikan petunjuk dalam proses membangun
suatu pengetahuan.
4. Metode Pembelajaran Articulating
Menekankan pada peningkatan
kemampuan peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga peserta didik
dapat menyampaikan pemikiran-pemikirannya berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya untuk memecahkan suatu permasalahan meskipun bukan pada bidang
ilmmu utamanya. Lebih baik disajikan dalam bentuk diskusi kelas.
5. Metode Pembelajaran Reflecting
Metode refleksi digunakan untuk
mengukur kemampuan ajar relatif terhadap kemampuan rekan-rekan sekelas tentang
materiyang diajarkan. Dapat dilakukan dengan cara menghimbau mahasiswa untuk
membandingkan catatan kualiah, hasil pekerjaan rumah yang dikerjakan kemudian
diskusi kelompok atau diskusi kelas. Hasil ujian yang disertai komentar adalah
hal yang lebih baik dan merupakan salah satu cara dalam reflecting.
6. Metode Pembelajaran Exploring
Peserta didik diupayakan untuk
membiasakan untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri, dengan menggunakan
pengetahuan yang telah dimilikinya. Dosen pengajar adalah membimbing peserta
ajar dalam penelitian-penelitian baru dengan memberikan semangat peserta ajar
untuk mengeksplorasi dan meningkatkan rasa ingin tahu.
2) Aspek Pengembangan Rasa Ingin Tah
Aspek penumbuhan rasa ingin tahu dalam pengembangan
pengetahuan merupakan prinsip pembelajaran bagi peserta didik. Rasa ingin tahu
seperti kemampuan artikulasi, refleksi, dan berfikir kritis dapat dipelajari
melalui pengamatan dan pengalaman. Untuk itu mahasiswa program studi manajemen
diwajibkan untuk studi lapangan dalam mata kuliah praktikum dan praktek kerja
dalam mata kuliah interenship. Selain itu, proses pembelajaran di kelas, buku
materi belajar, program computer atau situs dapat menunjang tumbuhnya rasa
ingin tahu.
Kegiatan pembelajaran yang hanya bersifat memberikan
informasi tentang materi pelajaran atau menjawab keinginan peserta tentang
materi ujian atau penggunaan multimedia, bukanlah upaya untuk menumbuhkan rasa
ingin tahu, merupakan kegiatan belajar yang memberikan penjelasan tentang :
1. Urgensi materi kuliah yang sedang dipelajari. Untuk
apa dan mengapa itulah yang menjad perhatian peserta ajar.
2. Batasan atau asumsi-asumsi yang berlaku pada suatu
materi yang dipelajari.
3. Bagaimana materi kuliah tersebut dapat meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan peserta kuliah.
4. Bagaimana kegunaan materi belajar tersebut dalam
profesinya yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Deep learning nampaknya harus dipertimbangkan dan
merupakan jagonya system pengajaran pendidikan di Indonesia. Memiliki learning
curve yang cukup berpengalaman dan kaya
akan teori, yang seharusnya pelopor modeling pembelajaran. Pendidik sudah
waktunya menjelaskan manfaat dari setiap materi
yang diajarkannya dan harus menumbuhkan rasa ingin tahun dikalangan
peserta didi. Modeling merupakan bagian pokok dalam menyajikan pembelajaran.
Penyajian materi belajar jangan mendominasi tatap muka dan peserta didik diminta
untuk memahami materi belajar secara mandiri. Waktu untuk tatap muka sebagian
besar sebaiknya disi dengan diskusi sehingga peserta didik berlatih untuk
articulating, reflecting dan exploring.
3.2 Saran
Pola belajar yang pasif sebaiknya dirumbah menjadi
pola belajar aktif, peserta didik sebaiknya dilatih untuk mampu berdiskusi dan
menyampaikan pendapat berpikiran yang hanya mementingkan materi ujian dan nilai
segera dirubah. Sebaiknya tumbuhkan kemandirian untuk belajar jangan terpaku
pada materi yang diajarkan dalam tatap muka oleh dosen yang sifatnya sangat
terbatas. Biasakan belajar kelompok, diskusi dan bertanya meskipun kepada
sesama peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
ML. Jhingan.
1996. The Economic Development and
Planning, New Delhi. Vicas Publishing House. Ltd.
MP. Todaro.
1995. Economic For Development World.
London : Groupen Ltd
Suryana.
2000. Ekonomi Pembangunan : Problematika
dan Pendekatan, Jakarta : Salemba Emprat.
Bapenas.
2005. Perekonomian Indonesia 2003
Bank
Indonesia. 2007. Laporan Tahunan Bank
Indonesia. Jakarta : BI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar