- Pendahuluan
Pendidikan
formal di lingkungan sekolah mulai jenjang prasekolah (TK), SD, SLTP
sampai SLTA memiliki kurikulum yang memuat pelajaran dan materi yang
akan diajarkan, salah satu pelajaran tersebut adalah matematika.
Sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sukar
dan menakutkan, sehingga menjadi momok bagi siswa. Hal tersebut
sebenarnya bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Matematika
dijadikan tolak ukur kelulusan siswa (SLTP dan SLTA) melalui diujikannya
matematika dalam ujian nasional dan diajarkan di semua jenjang
pendidikan dan jurusan.
Permasalahan
belum diterimanya matematika secara sukarela atau senang hati oleh
siswa menjadi pekerjaan atau tugas khusus bagi guru sebagai pendidik
khususnya guru matematika. Hal ini dapat diminimalisir dengan memberikan
wawasan dan arahan serta pendekatan yang tepat kepada siswa. Khususnya
tentang penggunaan atau aplikasi matematika dalam bidang ilmu lain dalam
kehidupan sehari-hari. Secara sengaja atau tidak sengaja maupun
langsung atau tidak langsung, masyarakat atau siswa menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain melalui arahan dan
pendekatan yang tepat, dapat juga dengan merevisi kurikulum yang
disesuaikan kondisi dan keadaan.
Perubahan
kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas). Kurikulum terbaru dinamakan Kurikulum Satuan
Tingkat Pendidikan (KTSP) yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
sekolah. Selain disesuaikan dengan jenjang dan program keahliannya.
Setiap materi matematika diarahkan untuk dapat diterapkan atau
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui soal-soal aplikasi.
Matematika
memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang lain
dan mampu menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan dengan cepat dan
tepat serta dapat dipertanggungjawabkan.
- Memahami Matematika
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses,
perbuatan dan cara mendidik. Menurut John Dewey, pendidikan diartikan
sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Sedangkan
menurut S.A. Subrata, pendidikan diartikan sebagai usaha yang sengaja
diadakan baik langsung maupun tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaannya. Berdasarkan beberapa pengertian
tentang pendidikan tersebut maka pendidikan dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung dalam
upaya memberikan perubahan seseorang kearah kedewasaan yang dilihat dari
segi pola berpikir (kognitif), segi sikap (afektif), dan segi tingkah
laku (psikomotor).
Pengertian
matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam perkembangannya
bilangan ini diaplikasikan ke bidang ilmu-ilmu lain sesuai
penggunaannya. Menurut James dan James (1976), matematika diartikan
sebagai ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang saling berubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang terbagi ke
dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan
menurut Reys dkk. (1984), matematika diartikan sebagai analisis suatu
pola dan hubungannya, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan pengertian-pengertian tentang
matematika tersebut maka matematika dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang berkenaan
dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum
serta aplikasi dalam bidang lainnya. Pendidikan matematika dapat
diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan kognitif
kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika.
Ada beberapa karakteristik matematika, antara lain :
- Objek yang dipelajari abstrak.
Sebagian
besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang
secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.
- Kebenaranya berdasarkan logika.
Kebenaran
dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya
kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui ekserimen seperti dalam ilmu
fisika atau biologi. Contohnya nilai √-2 tidak dapat dibuktikan dengan
kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga bilangan
tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
- Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.
Pemberian
atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari
matematika harus secara berulang melalui latihan-latihan soal.
- Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Materi
yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya.
Contohnya ketika akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun
ruang maka harus menguasai tentang materi luas dan keliling bidang
datar.
- Menggunakan bahasa simbol.
Dalam
matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah
disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan menggunakan
simbol "+" sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
- Diaplikasikan dibidang ilmu lain.
Materi
matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain.
Misalnya materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari
fungsi permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan
karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang
penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal
ini yang harus ditekankan kepada siswa sebelum mempelajari matematika
dan dipahami oleh guru.
Dari
sisi siswa, pemahaman tentang manfaat matematika dalam kehidupan sangat
berperan penting. Ada pepatah "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang
maka tak cinta". Artinya dalam proses belajar khususnya belajar
matematika, siswa harus mengenal dulu apa itu matematika ? bagaimana
proses matematika ? untuk apa itu matematika ?. Motivasi tersebut harus
diberikan sehingga minat atau kemauan siswa untuk mempelajari matematika
muncul, sehingga pada proses belajarnya mereka akan fokus dan dapat
menerima dengan baik materi yang dipelajari.
Sedangkan
dari sisi guru, dalam memberikan atau mengajar matematika dituntut
memenuhi beberapa aspek yaitu latar belakang pendidikan dan penguasaan
materi dan teknik penyampaian materi. Artinya guru matematika harus
memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S-1) pendidikan matematika.
Namun dalam penerapannya masih banyak guru matematika dengan latar
belakang non-pendidikan matematika. Pengusaan materi berkaitan dengan
penguasaan kurikulum pendidikan khususnya kurikulum pelajaran
matematika. Kurikulum memiliki pengertian sebagai sejumlah mata
pelajaran yang ditawarkan dan harus ditempuh atau dipelajari siswa untuk
menyelesaikan suatu jenjang pendidikan dan memperoleh ijazah. Memahami
kurikulum adalah mampu mengorganisasikannya. Menurut Tyler, merumuskan
organisasi kurikulum yang efektif adalah :
- Berkesinambungan (continuity), artinya pelaksanaan kurikulum hendaknya tidak terputus ditengah jalan, tidak nyambung, loncat sana loncat sini, sebab keterkaitan materi pelajaran matematika adalah adanya hubungan satu sub kompetensi (materi) dengan sub kompetemensi lainnya. Materi yang sukar jangan dilewati atau hanya memberikan materi-materi yang mudah atau sudah dikuasai saja walaupun dalam satu kompetensi yang sama. Pemberian materi jangan terputus karena guru sering tidak hadir.
- Berurutan (sequence), artinya penyampaian materi harus bertahap dan berjenjang. Mulai dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang sulit, materi yang menjadi dasar atau prasyarat materi lain harus diajarkan lebih dahulu. Salah satu contohnya untuk mempelajari materi matematika keuangan di kelas XI SMK semester dua harus menguasai materi tentang barisan dan deret di kelas XI SMK semester satu.
- Keterpaduan (integration), artinya materi yang satu dengan materi yang lain ada keterkaitan atau materi yang sesuai atau relevan dapat digunakan untuk menyelesaikan soal materi yang lainnya dalam pelajaran matematika. Contohnya untuk menyelesaikan matriks dapat diselesaikan dengan sistem persamaan linier melalui metode eliminasi dan substitusi. Bahkan materi matematika dapat diintegrasikan dengan materi pelajaran lain yang disebut aplikasi matematika. Contohnya menyelesaikan materi fungsi permintaan dan penawaran dalam pelajaran ekonomi dapat diselesaikan dengan materi fungsi dalam matematika. Menghitung kecepatan atau percepatan dapat diselesaikan dengan materi limit. Masih banyak penggunaan materi matematika dalam ilmu pengetahuan yang lain, hal ini berkaitan dengan istilah matematika sebagai "mother of science". Artinya matematika membantu dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang lain.
Kurikulum
bagi guru berfungsi sebagai pedoman guru untuk menyusun, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengadakan remedial / pengayaan program menurut /
sesuai materi pelajaran yang diajarkan.
Guru
juga harus memahami psikologi belajar siswa, dalam belajar siswa harus
dalam kondisi senang dan tidak tertekan sehingga siswa akan respek
terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Penampilan dan pembawaan sikap
guru pun harus baik dan bersahabat. Sebagian besar siswa menganggap guru
matematika itu galak dan menakutkan, hal ini yang harus diubah oleh
guru dengan melakukan pedekatan lebih baik kepada siswa dan tidak
memberikan ganjaran atau hukuman dengan fisik tetapi dengan kegiatan
yang bermakna. Contohnya ketika siswa tidak mengerjakan PR maka berikan
hukuman dengan memberi tugas mencatat materi yang baru, jangan diberikan
hukuman dengan kekerasan seperti disuruh ke luar kelas dan lari di
lapangan. Hal tersebut tidak mendidik, karena akan memberikan respon
yang kurang baik dari siswa sehingga mereka akan enggan untuk belajar.
Guru
pun harus memiliki kreatifitas khususnya dalam hal metode pengajaran.
Metode pengajaran yang dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik
dan bobot materinya. Materi matemetika dapat diberikan melalui peragaan
atau percobaan maupun pengamatan ke lapangan. Misalnya materi bangun
ruang dapat disajikan melalui model-model bangun ruang, materi
trigonometri mengukur ketinggian suatu benda dapat dilakukan dengan
praktek di lapangan. Sehingga tuntutan agar guru kreatif harus
dilaksanakan karena dengan metode konvensional (ceramah) penyampaian
materi kurang efektif. Artinya pengajaran matematika dapat melalui
alat-alat modern sesuai perkembangan zaman.
Selain itu, guru harus tegas dalam konsep dimana konsepsi matematika berorientasi pada :
- Formalistis; pengertian modern, campuran, hubungan, fungsi, kelompok, vektor yang diperkenalkan dan dimasukan dengan definisi dan dihubungkan satu sama lain dalam sistem yang disusun secara deduktif.
- Dunia di sekelilingnya dengan titik tolak dari tema yang diambil dari jangkauan pengalaman siswa. Siswa mempunyai tugas untuk mematematiskan keadaan sekeliling artinya menyelidiki sekeliling mengenai kadar matematika, penggunaannya, terutama dalam contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
- Heuristik, yaitu sistem yang pelajarnya dilatih untuk menemukan sesuatu secara mandiri. Menurut Poyla, upaya-upaya untuk mengalami permulaan pemecahan masalahnya terutama cara pemikiran yang dalam proses ini secara khusus dapat digunakan, mengarah pada cara-cara penemuan, merangsang penelitian, perekaan sehingga meningkatkan minat terhadap matematika.
- Matematika sebagai perkakas yaitu sebagai kesiapan teknis, lalu dipahami dan dinilai kemungkinan penerapannya serta penerapannya dapat dilakukan ke segala bidang.
Peran
serta pendidikan matematika dalam pendidikan secara keseluruhan sangat
luas tidak hanya berkaitan tentang hal yang teknis dan ilmiah saja.
Buktinya bahwa persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat
diuraikan dalam model matematika sehingga penyelesaiannya lebih cepat
dan sederhana. Hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran matematika di
sekolah yang tertuang dalam kurikulum bahwa matematika melatih siswa
untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mampu menyelesaikan
masalah dengan tepat dan singkat serta dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut H. Winter (1972), siswa seharusnya belajar berargumentasi,
mengerti apa yang dibicarakan, memahami lalu dapat mengabstraksikannya
sehingga menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan (otak kiri
digunakan untuk menghitung dan otak kanan untuk kreatifitas) untuk
mematematisasikan situasi di sekelilingnya. Sehingga guru harus mampu
berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran agar materi atau
konsep yang disampaikan tidak disalahterimakan siswa. Hal ini agar
pengajaran matematika tidak membosankan, menarik, dan menyenangkan.
Menurut
Cockroft (1982), matematika sulit dipelajari dan sulit diajarkan karena
objek yang dipelajari bersifat abstrak yaitu angka atau bilangan dan
memiliki hirarki yang tegas serta banyak manipulasi lambang. Guru harus
dapat mengembangkan kualitas pribadi dan siswanya secara keseluruhan,
yaitu :
- Kebiasaan bekerja dengan baik seperti : imajinatif, kreatif, dan fleksibel, sistematik, independen dalam berpikir dan bertindak, bekerja sama, dan cermat.
- Sikap positif terhadap matematika antara lain : terpesona dengan matematika; berminat dan termotivasi; gembira dan menyukai matematik; menghargai maksud, kekuatan, dan relevansi matematika dalam kehidupan; kepuasan yang tumbuh dari keberhasilan dan keyakinan akan kemampuannya mengerjakan matematika.
Guru
pun harus mengevaluasi setiap program pengajaran baik materi maupun
metode mengajarnya. Apakah sudah sesuai atau belum dengan tujuan
pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai matematika siswa, apabila
di atas rata-rata maka perlu adanya pengayaan dan apabila di bawah
rata-rata maka perlu adanya remedial.
3.Matematika dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Prospeknya di Masa Depan
Salah
satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau diaplikasikan
dalam bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari peranan matematika.
Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang baru atau untuk
mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan ketika
melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan
fakta, penggambaran dan pengolahan data serta penganalisisan data sampai
penarikan kesimpulannya. Ketika ada masalah belajar maka perlu adanya
penyelesaian atau solusi. Kondisi seperti ini matematika digunakan
melalui investigasi dan problem solving. Kedua hal tersebut merupakan
jantungnya matematika untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan
menemukan, menganalisis, dan membuktikan serta dapat memebantu siswa
menyelesaiakan masalah yang berbeda-beda sesuai dengan situasinya. Ada
lima langkah penyelesaian masalah :
- Menyajikan penyelesaian masalah dalam bentuk umum.
- Menyajikan kembali masalah dalam dalam bentuk operasional.
- Menentukan strategi atau prosedur menyelesaikan masalah.
- Menyelesaikan masalah.
- Menganalisis dan mengevaluasi strategi penyelesaian masalah serta menemukan strategi penyelesaian masalah yang baru.
Matematika
dapat digunakan untuk menyeleksi atau menyaring data yang ada. Seperti
tes seleksi calon PNS, Polisi, TNI, pelajar, mahasaiswa atau karyawan
menggunakan tes tulis dengan materi matematika (biasanya logika dan
berhitung) untuk mengetahui kemampuan berpikir cepat dan dapat
menyelesaikan masalah. Dalam bidang teknik matematika digunakan seperti
teknik informatika atau komputer menggunakan konsep bilangan basis,
teknik industri atau mesin matematika digunakan untuk menentukan
ketelitian suatu alat ukur atau perkakas yang digunakan. Menurut Andrea
J. O'Connor bahwa "Mathematic is used by engineers to solve a very wide
range of problem, including design calculations for building, machines,
electronic components or chemical plants". Bidang ekonomi menggunakan
konsep fungsi untuk memprediksikan produksi maupun penjualan.
Ada
pepatah " Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan
menguasai dunia". Artinya matematika sebagai media melatih untuk
berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri, dan mampu menyelesaikan
masalah, sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide atau
gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Selain itu ada istilah "Di
zaman komputer yang digunakan adalah otak bukan otot". Di lingkungan
masyarakat pun secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika.
Seperti ketika orang menghitung penghasilan, hasil panen, jumlah
belanja, luas tanah, luas rumah, ongkos, hak waris, dan masih banyak
yang lainnya. Jelas bahwa matematika sangat berperan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga apabila ada siswa yang mengatakan ingin
menghindari matematika sebenarnya itu tidak dapat dilakukan. Karena mau
tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-harinya.
Berdasarkan
fenomena tersebut maka proses matematika di masa datang sangat bagus.
Khususnya di dunia pendidikan, berdasarkan kurikulum yang terbaru
matematika memiliki jam pelajaran yang paling banyak (tingkat SD
rata-rata 6 jam; tingkat SLTP rata-rata 4-5 jam per minggu; tingkat SMK
rata-rata 5 jam pelajaran per minggu; tingkat SMA atau MA progran IPA 8
jam, IPS 4 jam, Bahasa 3 jam). Hal ini membuat sebagian orang tertarik
untuk terjun dalam dunia pendidikan untuk menjadi guru matematika. Orang
yang telah lulus sarjana (S-1) non-pendidikan matematika melanjutkan
kembali ke pendidikan matematika atau sekedar memperoleh Akta IV. Selain
di lembaga pendidikan formal, matematika memiliki peluang yang bagus di
lembaga non formal seperti lembaga kursus atau privat. Matematika tidak
pernah kering peminat karena prospek di masa datang sangat bagus.
Dibandingkan dengan kerja sebagai karyawan perusahaan yang menggunakan
sistem kontrak lebih baik menjadi guru matematika karena tidak ada
istilah guru di PHK. Penghasilan guru matematika walaupun kecil tapi
kontinu dan jelas karena selama masih ada manusia maka pendidikan akan
berjalan terus seperti halnya pepatah "Pendidikan sepanjang hayat".
Hal
tersebut menggugah lembaga perguruan tinggi kependidikan untuk membuka
program studi pendidikan matematika. Karena peminatnya selain guru-guru
yang telah mencapai gelar diploma dan karyawan perusahaan swasta,
anak-anak muda yang baru lulus SLTA pun mulai tertarik dengan
matematika. Banyak lulusan SLTA semua program masuk ke pendidikan
matematika. Bagi yang kurang menyukai matematika harus merubah
pandanganya terhadap matematika karena mau tidak mau setiap hari ia akan
berhadapan dengan matematika. Selain itu prosek matematika sangat bagus
di masa mendatang. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri, sehingga
ada trend bahwa banyak orang beralih profesi menjadi guru khususnya
guru matematika baik di lembaga pendidikan formal maupun non-formal.
Simpulan
- Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan, namun masih banyak yang kurang menyukai, takut, tidak tertarik walaupun dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari persoalan matematika.
- Pendidikan matematika di sekolah perlu dipahami dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini dengan memperbanyak materi aplikasi matematika dalam bidang keahlian. Karena matematika membentuk pola berpikir kritis, kreatif, inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan masalah secara tepat dan dapat pertanggungjawabkan.
- Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran matematika. Sehingga guru matematika harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
- Menguasai materi dengan baik, hal ini berkaitan dengan latar belakang pendidikan guru tersebut.
- Menguasai teknik pengajaran matematika dengan baik, hal ini berkaitan dengan keaktifan dan inovasi guru dalam membuat saran belajar seperti alat peraga dan trik-trik memotivasi siswa.
- Menguasai kelas dan siswa dengan baik, artinya guru harus memahami karakter dan kemampuan siswa.
- Konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam ilmu pengetahuan lain, hal ini sesuai dengan istilah matematika sebagai induknya ilmu pengetahuan. Serta konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Gawatri UR, dkk. 2004. Matematika SMK Tingkat 1. Jakarta : Yudhistira.
Nasution, Andi Hakim. 1984. Landasan Matematika. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Purwadarminta, WJS. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tirta Seputro, Theresia M.H. 1992. Pengantar Dasar Matematika. Surabaya.