Tampilkan postingan dengan label Makalah BK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah BK. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 November 2014

Makalah BK, Dasar, Prinsip, dan Latar Belakang Bimbingan dan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sbagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, di tuntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep –konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah.
Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa saja dasar bimbingan dan konseling?
2.    Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
3.    Apa yang melatar belakangi diperlukannya bimbingan dan konseling?
C.       Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui dasar bimbingan dan konseling
2.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
3.    Untuk mengetahui latar belakang diperlukannya bimbingan dan konseling

BAB II
PEMBAHASAN
A.       Dasar Bimbingan dan Konseling
Dasar bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam peyelenggaraan pelayanan, agar kegiatan pelayanan tersebut dapat terlakasana dengan baik serta mendapat hasil yang memuaskan bagi konseling.
Dasarbimbingan dan konseling tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
2. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
Asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10.Asas Keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling.Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus
Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien
B.       Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik disekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1.    Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is fo all individuals). Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah.Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
2.    Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi focus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan kelompok.
3.    Bimbingan menekankan hal yang positif
Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4.    Bimbingan merupakan usaha bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
5.    Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan meyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat.
6.    Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga dilingkungan keluarga,dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.
Menurut Haditono 12 prinsip bimbingan adalah sebagai berikut :
1.    Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk anak-anak, orang dewasa, dan orang-orang yang sudah tua.
2.    Tiap aspek dari kepribadian seseorang menentukkan tingkah laku orang itu.
3.    Usaha-usaha bimbingan pada prinsipnya harus menyeluruh kesemua orang karena semua orang mempunyai berbagai masalah yang butuh pertolongan.
4.    Semua guru disekolah seharusnya menjadi pembimbing karena semua murid juga membutuhkan bimbingan.
5.    Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-alat dan teknik mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan bimbingan.
6.    Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat bahwa semua orang, mempunyai perbedaan-perbedaan individual dan perbedaan tersebut yang harus diperhatikan.
7.    Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik, dibutuhkan pengertian yang mendalam mengenai orang yang dibimbing.
8.    Memerlukan sekumpulan catatan  mengenai kemajuan dan keadaan anak yang dibimbing.
9.    Dibutuhkan kerjasama yang baik antara pembimbing dengan masyarakat yang mempunyai hubungan denga bimbingan.
10.  Bagi anak-anak, sikap orang tua dan suasana rumah sangat mempengaruhi tingkah laku mereka. Tanpa bantuan dan pengertian orang tua, usaha bimbingan kadang-kadang hampir tidak dapat dicari jalan keluarnya.
11.  Fungsi dari bimbingan adalah  menolong orang supaya berani dan dapat memikul tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran yang dialaminya, yang hasilnya apat berupa kemajuan dari keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan.
12. Usaha bimbingan harus bersifat flexible sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, serta kebutuhan individual.
C.       Latar Belakang diperlukannya Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya.Mereka memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh masyarakat yang belum maju maupun masyarakat yang modern. Persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat modern sangat kompleks. Makin maju suatu masyarakat maka akan semakin kompleks persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anggota masyarakatnya.
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Bimbingan ialah suatu proses membantu individu melalui sendiri untuk mengembangkan dan menemukan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan individual yang bertujuan untuk membantu dia langsung dalam bersikap dan tingkah laku.
Bimbingan amatlah penting peranannya, sebab semakin tinggi dan penting peranannya, berbagai ilmu pengetahuan manusia di dunia, makin bertambahlah masalah-masalah kehidupan manusia dan tata susunan masyarakat. Oleh karena itu, melalui bimbingan siswa kelak dapat menyesuaikan diri setiap keadaan.
Dalam bimbingan dan konseling terdapat dasar,prinsip dan latar belakang diperlukannya bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip yang dimaksud disisni ialah hal-hal yang dapat menjadi pegangan didalam proses bimbingan dan konseling.


Daftar Pustaka
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan Konseling (SLTP dan SLTA). Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta : CV Andi Offset
http://andasayabisa.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling.html
http://id.shvoong.com/authors/dasar-dasar-bimbingan-dan-konseling/

Makalah BK Tentang Perkembangan berbicara Anak-anak

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.

Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.

Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan.
Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Tahap Perkembangan Bahasa Berbicara Anak Secara Umum
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:

1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.

2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.

3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1.     Tahap eksternal.
Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2.     Tahap egosentris.
Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3.     Tahap Internal.
Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi nntuk mcncapni tujuannya, misalnya:

1)      Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.
Dengan berbicara anak mudah untuk menjelaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2)      Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain.
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.

3)      Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
 Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

4)      Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri.
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
5) Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain.
Anak yang suka berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.

5)      Untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.
B.   Faktor-Faktor  yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan), Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b. Pola Komunikasi Dalam Keluarga, dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
c. Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga, suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d. Posisi Urutan Kelahiran, perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
e. Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa), anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :
1. Inteligensi. Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2. Jenis disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3. Posisi urutan. Yaitu anak sulung cenderung/didorong ortu untuk banyak berbicara daripada adiknya.
4. Besarnya keluarga
5. Status sosial ekonomi
6. Status ras
7. Berbahasa dua
8. Penggolongan peran seks
Potensi Anak Berbicara Didukung oleh Beberapa Hal :
1) Kematangan alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.
2) Kesiapan berbicara. Kesiapan mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3) Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak. Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau actor film yang bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model scbagaimana disebutkan diatas. Dengan scndirinya potcnsi anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4) Kesempatan berlatih. Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya: Pada gilirannya anak kurang memperoleh moUvasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5) Motivasi untuk belajar dan berlalih. Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi annk karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
6) Bimbingan. Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau mcmbetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
Langkah-langkah untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1. Membaca. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari. Ketika orang tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar tersebut keras-keras. Mintalah anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang ada sebutkan tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2. Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
3. Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
4. Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5. Berbicaralah pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka sangat penting.
Berikut beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar dan ia gemar bicara:
• Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.
• Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
• Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
• Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.
C.   Keterlambatan dan Bahaya (gangguan) di Dalam Perkembangan Bicara Pada Anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua/orang dewasa, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.
Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.

Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Kesalahan yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2. Mengganti huruf/suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3. Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain:
1) Anak cengeng. Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapai berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan rcaksi sosial tcrhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu pcranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi yang cfcktif bagi anak.
2) Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabknn kurangnya perbeidaharaan kata pada anak. Di samping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh .anak. Bagi keluarga yang mcnggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan. lebih banyak mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki atau membetulkan apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah mengintepretasikan suatu pembicaraan.

BAB III
 PENUTUP
 A.  Kesimpulan
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya.
Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh kembang ucapan (pelafasan) bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting, karena tanpa bantuan dari orang tua, anak tidak akan bisa berbicara. Adapun maksud dari tujuan perkembangan bicara anak untuk melatih mengucapkan kata-kata kosa kata, contohnya “mam” maksud disini anak tersebut bilang “makan”. Karena adanya dampak keterlambatan bicara atau gangguan bicara anak terpengaruh dari lingkungan tempat tinggal anak tersebut dan kurangnya pola asuh dari orang tua untuk mengajari anak berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Perkembangan Bahasa Anak. http://bayibalita.com/2010/07/perkembangan-bahasa-anak/
Giel. 2010. Makalah Perkembangan Bahasa Anak. http://edichugiel.blogspot.com/2010/01/makalah-perkembangan-bahasa-anak.html
Whandi. 2010. Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak-Anak Usia Dini. http://whandi.net/perkembangan-berbicara-bahasa-pada-anak-anak-usia-dini.html
Anonim. Stimulasi Bahasa Anak. http://www.infoanak.com/tag/perkembangan-bahasa-anak/
Anonim. Cara menstimulus kemampuan bahasa balita. http://www.okbangetz.com/cara-menstimulus-kemampuan-bahasa-balita/
Maulina, Dita. Perkembangan Bahasa Anak.
http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1030&Itemid=209
Massofa. Perkembangan Bahasa Anak. http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak/

Rabu, 12 November 2014

Makalah BK

BAB I
PENDAHULUAN

       I.      Arti Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerusdan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan, (menurut M. Surya, 1988 :12).
Bimbingan adalah penolong individu agar dapat menolong dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi didalam kehidupannya, (menurut Oemar hamalik, 2000 :193)
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien, (menurut Prayitno, 1997 :106)
Bimbingan dan konseling dapat diartikan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalm bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui berbagai layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan atau disampaikan cirri-ciri pokok bimbingan dan konseling yaitu:
a)      Adanya bantuan dari seorang ahli.
b)      Proses pemberian bantuan dilakukan dengan pemberian wawancara konseling.
c)      Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan percaya diri.
d)      Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
e)      Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.
    II.      Prinsip bimbingan dan konseling
a)      Latar belakang dan tujuan layanan BK
b)      Sasaran layanan
c)      Permasalahan yang dialami individu
d)      Jenis-jenis layanan
e)      Peran dan fungsi guru/pembimbing
 III.      Latar Belakang dan Tujuan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi pesarta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan yakni memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia.
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional. Untuk itu asset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumberdaya alam yang melimpah tetapi juga terletak pada sumberdaya alam yang berkualitas. Sumberdaya alam yang berkualitas adalah sumberdaya manusia, maka diperlukan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Dari latar belakang diatas maka persoalan mendasar yang hendak dibahas dalam makalah ini adalah apa peran seorang guru atau pembimbing dan apa saja pelayanan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa atau klien?
Adapun tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a)      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan dating.
b)      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c)      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
d)      Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut mereka harus mendapat kesempatan untuk:
a)      Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugas perkembangannya.
b)      Mengenal dan memahami potensi atau peluang dalam lingkungannya.
c)      Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
d)      Memahami dan menguasai kesulitan-kesulitan sendiri.
e)      Menggunakan kemampuan untuk kepentingan dirinya, tempat belajar dan tempat bekerja serta masyarakat.
f)        Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
g)      Mengembangkan segala potensi yang dimilikinya secara optimal.
BAB II
POKOK BAHASAN

       I.      Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi bidang bimbingan dan konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:
a)      Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
b)      Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventik atau mungkin kuratif. Stategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah :
Ø      Bidang pendidikan
Ø      Bidang karir
Ø      Bidang belajar
Ø      Bidang tata tertib
Ø      Bidang sosial
Ø      Bidang pribadi dll
c)      Layanan Perencanaan individual
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, membantusiswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.
d)      Dukungan Sistem
Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, (Thomas Elis, 1990).
Adapun menurut Prayitno, menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling mencakup sembilan jenis layanan antara lain:
a.       Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
·        Layanan orientasi dalam bidang bimbingan pribadi meliputi:
Ø      Fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada disekolah
Ø      Hak dan kewajiban siswa
Ø      Fasilitas pelayanan kesehatan
·        Layanan orientasi dalam bidang bimbingan sosial meliputi:
Ø      Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial disekolah baik dengan teman, guru, wali kelas maupun staf sekolah lainnya
Ø      Organisasi orang tua dan guru
Ø      Adnya bimbingan sosial bagi para siswa
·        Layanan orientasi dalam bidang bimbingan belajar meliputi:
Ø      Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran, guru-guru setiap mata pelajaran
Ø      Kegiatan belajar yang dituntut dari siawa
Ø      Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa
·        Layanan orientasi dalam bidang bimbingan karir meliputi:
Ø      Peran bimbingan dan konseling serta pelacakan karir di SD
Ø      Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa SD
Ø      Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir
b.      Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien. Melalui layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri.
Materi yang dapat diankat dari layanan informasi ada berbagai macam yaitu :
Ø      Informasi pengembangan pribadi
Ø      Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
Ø      Informasi pendidikan yang lebih tinggi
Ø      Informasi dalam pekerjaan
Ø      Informasi kehidupan dalam keluarga, sosial kemasyarakatan, sosial budaya dan lingkungan
c.       Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Materi yang dapat diangkat dari layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam yaitu:
Ø      Penempatan didalam kelas : berdasarkan kondisi dan ciri pribadidan hubungan sosial siswa
Ø      Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar berdasarkan kemampuan
Ø      Penempatan dan penyaluran kedalam program yang lebih luas
Layanan penempatan dan penyaluran didahului oleh pengungkapan kondisi fisik siswa yang meliputi:
Ø      Keadaan panca indra
Ø      Ukuran badan
Ø      Jenis kelamin
Ø      Keadaan fisik lainnya
Ø      Kemampuan akademik, kemampuan berkomunikasi,bakat dan minat
Ø      Kondisi psikofisik seperti terlalu banyak gerak, cepat lelah
d.      Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten adalah layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e.       Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugasa yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
f.        Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah social yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-haribaik sebagai individu maupun pelajar,anggota keluarga, dan masyarakat.
g.       Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
Konseling kelompok merupakan konseling dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi didalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakanmasalah perorangan yang muncul didalam kelompok itu.
Dalam kegiatan kelompok (baik bimbingan kelompok maupun konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah:
Ø      Membina keakraban dalam kelompok
Ø      Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok
Ø      Bersama-sama mencapai tujuan kelompok
Ø      Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok
Ø      Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
Ø      Berkomunikasi secara bebas dan terbuka
h.       Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat teratasi dengan konselor sebagai mediator.
i.         Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas peserta didik atau sekolah. Konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

    II.      Fungsi Bimbingan dan Konseling
Setelah mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dapat diketahui fungsi bimbingan dan konseling sebagai berikut:
a)      Fungsi pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini klien diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamisdan konstruktif.
b)      Fungsi preventif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh klien. Melalui fungsi ini konselor memberikan bimbingan kepada klien tentang cara menghindari diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c)      Fungsi pengembangan
Fungsi bimbingan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari sifat-sifat lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang memfasilitasi perkembangan klien. Teknik bimbingan yang dapat yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat dan karya wisata.
d)      Fungsi penyembuhan
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada klien yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Tehnik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial teaching.
e)      Fungsi penyaluran
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien memilih kegiatan ekatrakurikuler, jurusan atau program studi. Dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu kerjasama dengan pendidik lainnyadidalam maupun diluar pendidikan.
f)        Fungsi fasilitasi
Fungsi bimbingan dan konseling yang memberikan kemudahan kepada klien dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbangseluruh aspek dalam diri klien.
 III.      Pean Guru dalam BK
Setelah kita mengetahui tentang layanan dan fungsi dari bimbingan dan konseling, sardiman (2001 :142) menyatakan bahwa ada sembilan guru atau pembimbing dalam kegiatan bimbingan dan konseling yaitu:

a)      Guru Sebagai Informatory
Guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboratorium,studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum
b)      Guru Sebagai Organisator
Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dll
c)      Guru Sebagai Motivator
Guru yang harus merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya dan daya cipta sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar-mengajar
d)      Guru Sebagai Director
Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan
e)      Guru Sebagai Inisiator
Guru sebagai pencetus idedalam proses belajar-mengajar
f)        Guru Sebagai Transmitter
Guru bertidak selaku penyebar kebijakan dalam pendidikandan pengetahuan
g)      Guru Sebagai Fasilitator
Guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar
h)      Guru Sebagai Mediator
Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa
i)        Guru Sebagai Evaluator
Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat penting sekali, seorang guru mempunyai peran yang sentral dalam dalam memberi layanan bimbingan konseling bimbingan dan konseling. Peran tersebut mencakupi peran sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator. Peran tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri namun merupakan sebuah sistem yang saling melengkapi didalam bimbingan dan konseling di sekolah.