Selasa, 15 Maret 2016

Pengertian Tentang Model Pembelajaran Kontekstual


1.         
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari – hari. Sebagaimana menurut pendapat Nurhadi (2003, hlm. 4-5) pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep dimana guru menghadirkan situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada authentic assessment yang diperoleh dari berbagai kegiatan.
Model pembelajaran kontekstual perlu diterapkan karena mengingat bahwa selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta – fakta yang harus dihapalkan. Selain itu, fungsi dan peranan guru masih dominan sehingga siswa menjadi pasif dan kurang kreatif. Hal itu harus diperbaiki karena kurikulum 2013 menuntut siswa aktif, kreatif dan mampu mengaitkan materi dengan kegiatan sehari – hari. Salah satu cara untuk memperbaiki hal tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa komponen yang mendasari proses implementasinya dalam pembelajaran. Adapun komponen tersebut menurut Johnson, dalam Nurhadi (2003, hlm. 13) adalah sebagai berikut:
a.          Melakukan hubungan yang bermakna. Siswa dapat mengatur dirinya sendiri dalam belajar dan mengembangkan minatnya secara individual maupun kelompok dan siswa dapat belajar sambil berbuat.
b.         Melakukan kegiatan – kegiatan yang signifikan dengan cara siswa membuat hubungan antar sekolah dengan berbagai konteks dalam kehidupan dunia nyata sebagai anggota masyarakat
c.          Belajar yang diatur sendiri.
d.         Bekerja sama. Siswa dapat bekerja sama dengan secara efektif dalam kelompok. Sedangkan guru dapat membantu siswa memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi dalam kelompoknya.
e.          Berpikir kritis dan kreatif. Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir tinggi seperti menganalisis, sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti – bukti.
f.           Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
g.         Mencapai standar yang tinggi. Siswa dapat mencapai standar yang tinggi dengan cara mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya.
h.         Menggunakan pengetahuan akademisnya dalam konteks dunia nyata untuk satu tujuan yang bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar