Tampilkan postingan dengan label Makalah Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah Olahraga. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 November 2014

Makalah Sejarah Softball Dan Peraturan Permainan


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Sofbol atau dikenal dengan softball adalah olahraga bola beregu yang terdiri dari dua tim. Permainan sofbol lahir di Amerika Serikat, diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887. Sofbol merupakan perkembangan dari olahraga sejenis yaitu bisbol atau hardball. Bola sofbol saat ini berdiameter 28-30,5 sentimeter; bola tersebut dilempar oleh seorang pelempar bola (pitcher) dan menjadi sasaran pemain lawan, yaitu pemukul bola dengan menggunakan tongkat pemukul (bat). Terdapat sebuah regu yang berjaga (defensif) dan tim yang memukul (ofensif). Tiap tim berlomba mengumpulkan angka (run) dengan cara memutari tiga seri marka(base) pelari hingga menyentuh marka akhir yaitu home plate.
Terdapat tiga tipe permainan sofbol:
§  Fast pitch softball 
§  Modified pitch softball 
§   Slow pitch softball 

 

B. Tujuan  ;

            1. Untuk mengetahui lebih luas tentang sejarah olahraga sofbol

            2. Untuk mengetahui cara bermain dan peraturan permainan olahraga ini. 

 

BAB II

SEJARAH DAN PERATURAN PERMAINAN

 

 A.  Sejarah Sejarah

Permainan sofbol lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung Olah Raga Farragut Boat Club Chicago, Illinois pada 16 September 1887 secara tidak sengaja oleh George Hancock.
Awalnya terdapat beberapa alumni Universitas Yale dan Harvard sedang mendengarkan hasil akhir pertandingan sepak bola Amerika antar Yale dan Harvard di klub Farragut Boat. Setelah skor akhir diumumkan yaitu kemenangan Yale, seorang alumnus Yale dengan antusias melempar sebuah sarung tinju ke pendukung Harvard. Seorang dengan reflek mengambil sebuah tongkat dan memukul ke arah sarung tinju itu. Melihat hal itu memberikan sebuah ide seorang reporter Chicago Board of Trade, George Hancock. Dia menyarankan untuk membuat sebuah permainan di dalam ruangan dengan bola yang dibuat dari sarung tinju yang dilempar tadi. Dia mengambil sarung tinju itu dan mengikatnya dengan erat memakai sebuah tali, supaya menyerupai bola. Kemudian dengan beberapa buah kapur, Hancock menandai lantai Farragut Boat menyerupai lapangan bisbol.
Sebagai pemukul digunakanlah sebuah sapu. Tim dibagi menjadi dua dan Hancock meneriakkan kata-kata “Play ball”, maka dimulailah permainan itu dengan skor akhir 44-40. Semenjak itu permainan bisbol versi dalam ruangan dikenal. Dinamakan indoor baseball. ‎ Karena bentuk bola yang berubah-ubah. Nama sofbol sebelumnya menyesuaikan material yang digunakan untuk membuat bolanya, jadilah nama-nama yang digunakan waktu itu yaitu kitten ball, army ball, mush ball, dan juga indoor-outdoor, recreation ball, dan playground ball.
Di awal abad ke-20 sofbol mulai dimainkan di luar ruangan sebagaimana dilakukan di dalam ruangan. Tahun 1908 organisasi amatir untuk permainan baru ini (National Amateur Playground Ball Association of the United States) mengatur olah raga ini untuk dimainkan di luar ruangan menggunakan bola yang lebih besar. Tahun 1923 Kongres Rekreasi Nasional (the National Recreation Congress) meminta komisi untuk menstandardisasi olah raga ini, dan tahun 1926 nama "softball" digunakan walaupun belum diresmikan. Pada tahun 1933, kejuaraan dunia pertama dilaksanakan dalam lindungan Asosiasi Sofbol Amatir Amerika (Amateur Softball Association of America) dimana telah digunakan sebagai peraturan pokok di Amerika. Juara untuk sofbol kelas pria pada saat itu adalah J. L. Gills dari Chicago, dan juara kelas wanita yaitu Great Northerns dari kota yang sama. Walaupun kejuaraan yang dipertandingkan adalah amatir, mereka biasa di sponsori oleh organisasi industri di wilayahnya.
Sejak tahun 1933 “softball” telah menjadi sebuah nama resmi. Dan pada tahun 1934, pembentukan peraturan bersama untuk lebih jauh memberikan standarisasi peraturan sofbol. Sudah banyak perubahan peraturan sejak saat itu, khususnya pada tahun 1946, dimana terdapat perubahan jumlah pemain dalam satu tim dari 10 ke 9 orang. Pemain ke sepuluh dinamakan “shortfielder” pada saat itu bertugas sebagai penjaga daerah dangkal bagian luar yang menjelalajah di belakang dalam. Tahun 1950 jarak antara pitcher’s plate dan home plate ditambah untuk putera dari 43 kaki ke 46 kaki (13.114 meter).
Dilihat dari segi partisipan, sofbol telah berkembang menjadi olahraga tim yang besar dan digemari. Lapangan yang lebih kecil tersedia. Baik wanita maupun pria , dapat memainkannya. Lebih jauh pria di luar usia atlet dapat memainkan sebagai kegiatan di luar permainan resmi seperti piknik atau dalam komunitas sosial tanpa melalui pemanasan dan latihan rutin yang diperlukan, sejenis dalam bisbol.Pada tahun 1960an, sebagian dari 125,000 tim telah terdaftar di Asosiasi Sofbol Amatir Amerika. Dan mengadakan enam kejuaraan nasional tiap tahun. Ini tidak termasuk anggota pria maupun wanita yang bertanding dalam kompetisi tidak resmi. Di Negara lain sofbol juga menjadi olahraga yang digemari baik pria wanita tua maupun muda.
Pada tahun 1949, tim Kanada, Toronto's Tip Top Tailors, memenangi kejuaraan internasional yang dilakukan secara berkala oleh Asosiasi Sofbol Amatir dan merupakan kompetisi pertama yang benar-benar merupakan kejuaraan tingkat dunia untuk putera. Diadakan tahun 1966 dibawah sponsor dari Federasi Sofbol Internasional (International Softball Federation). Australia memenangkan kejuaraan pertama untuk wanita tahun 1965.

B.   Peraturan Permainan

§  Lapangan

Diagram lapangan sofbol.
Lapangan sofbol berbentuk bujur sangkar. Dibagi menjadi daerah fair (fair territory) dan daerah foul (foul territory). Lebih jauh dalam daerah fair terbagi menjadi dua bagian, bagian dalam (Infield), dan bagian luar (outfield).Di dalam daerah dalam terdapat 4 marka (base). Setiap marka diberi nomor berlawanan dengan arah jarum jam, dimulai dari marka awal yang disebut home plate, diteruskan dengan marka pertama, marka kedua dan marka ketiga. Marka berbentuk bujur sangkar dengan sisi 38 cm (15 inci) yang dibuat sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah. Sudut dari keempat marka membentuk bentuk empat persegi yang disebut berlian (diamond).
Di belakang home plate terdapat batasan yang disebut backstop sejauh 7,62 dan 9,14 meter di belakang home plate.
§  Jarak lintasan antar marka yang ditentukan
Lintasan Fast Pitch
Lintasan Slow Pitch
60 kaki (18,29 m)
60 kaki atau 65 kaki (19,81 m)

§  Jarak melempar (pitching) fast pitch yang ditentukan

Dewasa
Di bawah 18 tahun
Di bawah 15 tahun
Puteri
Putera
Puteri
Putera
Puteri
Putera
43 kaki (13,11 m)
46 kaki (14,02 m)
40 kaki (12,19 m) atau 35 kaki
46 kaki (14,02 m)
40 kaki (12,19 m) atau 35 kaki
46 kaki (14,02 m)

§  Jarak melempar (pitching) slow pitch yang ditentukan

Dewasa
Di bawah 18 tahun
Di bawah 15 tahun
Puteri
Putera
Puteri (univ)
Puteri
Putera
Puteri
Putera
50 kaki (14,02 m)
50 kaki (15,24 m)
50 kaki (15,24 m)
50 kaki (14,02 m)
46 kaki (14,02 m)
50 kaki (14,02 m)
46 kaki (14,02 m)

 

C.   Peralatan

Bola sofbol.
           
Minimal peralatan yang dibutuhkan dalam sebuah pertandingan sofbol termasuk sebuah bola. Sofbol menggunakan bola berwarna kuning dengan benang grip  berwarnamerah, yang sebelumnya berwarna  putih  dengan  grip putih.  Sarung tangan (glove) dikenakan oleh seluruh pemain bertahan untuk menangkap bola, sementara first baseman dan penangkap bola mengenakan  mitt (glove mempunyai jari, sedangkan mitt tidak). Tongkat pemukul (bat) yang digunakan dalam pertandingan resmi adalahbat khusus yang diperuntukkan untuk sofbol. Ketentuan pemakaian dan kharakteristik bat yang boleh digunakan tertuang dalam peraturan Federasi Sofbol Internasional. Helm pemukul bola dipakai untuk melindungi kepala seorang pemukul bola dari terjangan bola dan cidera, sementara pakaian pelindung (protective gear) untuk seorang penangkap bola, dan sepatu pool (cleats). Yang terakhir adalah uniform atau seragam. Tiap pemain menggunakan baju, celana, dan topi yang seragam atau berwarna dasar sama. Semakin tinggi tingkat pertandingannya, semakin ketat dalam peraturan seragamnya. Semua peralatan dan perlengkapan itu adalah wajib bagi setiap tim dalam melaksanakan pertandingan resmi.

D.   Wasit pertandingan

Dalam pertandingan sofbol terdapat minimal satu orang hingga tujuh orang hakim atau wasit (umpire). Terdapat satu orang plate umpire dan tiga wasit marka yang menjaga pertandingan. Selebihnya wasit memantau daerah luar. Dalam pertandingan fast pitch dihakimi oleh empat wasit (satu plate umpire, tiga wasit marka).Istilah untuk seorang wasit adalah “blue”, disebabkan seragam mereka selalu berwarna biru. Posisi seorang wasit adalah berdiri di belakang penangkap bola dan pemukul bola . Berfungsi untuk melihat arah datangnya bola yang dilempar pelempar bola ke penangkap bola apakah itu strike atau ball. Wasit juga mengawasi jalannya permainan dengan cermat untuk menentukan peristiwa yang sebenarnya terjadi dan menjaga agar pemain mematuhi peraturan. Sebagai pemimpin pertandingan adalah Umpire plate. Karena sifatnya sebagaipemimpin pertandingan, kekuasaan  umpire plate dalam sebuah pertandingan sofbol adalah mutlak, Walaupun dapat diprotes (appealed) keputusannya tidak dapat diganggu gugat apabila protes yang dilakukan pemain atau pelatih atau manager team menyangkut ajustment, tapi protes dapat dilakukan dan dapat diterima apabila protes dilaukan terhadap salah penerapan rules. Jadi ada permainan yang dapat dilanjutkan dengan protes (game under protes, selengkapnya dapat dibaca pada Rules Permainan Softball yang dikeluarkan oleh ISF). seorang wasit dapat mengeluarkan siapa saja baik pemain atau bahkan seorang pelatihkeluar lapangan, jika menurut wasit mengganggu jalannya pertandingan.

E.   Permainan

Sofbol dimainkan oleh dua tim di lapangan sofbol. Setiap tim minimal memiliki 9 pemain dan selebihnya merupakan cadangan. Permainan terdiri dari 9 babak yang disebut inning. Di dalam satu inning, tim yang bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting) untuk mencetak angka (run). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran memukul, seorang pelempar bola tim bertahan melemparkan bola ke arah penangkap bola sekencang-kencangnya agar bola tidak dapat dipukul.Tim yang mendapat giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim yang berjaga berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan.
            Skor atau run dihasilkan dari seorang runner berlari menginjak semua marka secara berurutan dan kembali menginjak home plate. Setiap pelari yang berhasil mengelilingi dan menginjak home plate mendapat satu angka. Waktu permainan ditentukan oleh inning. Setiap tim mendapat giliran memukul sampai 3 kali out dan mematikan tim lawan 3 kali out, disebut 1 inning. Dalam tiap pertandingan sofbol durasipermainan setidaknya 7 inning tergantung situasi, atau lama waktu 2 jam. Setelah menghabiskan inning, tim yang mencetak angka (run) terbanyak menjadi pemenang.
Jika dalam inning yang ditentukan waktu sudah habis dan kedua belah tim dalam keadaan seri, inning tambahan dimainkan sampai salah satu tim keluar sebagai pemenang. Kondisi itu disebut tie break atauseri. Pada permulaan permainan, tim yang menjadi tuan rumah (home team) mendapat giliran melempar sedangkan tim tamu (visitor) mendapat giliran memukul.

§  Pelempar bola

Permainan dimulai pada saat wasit memulai pertandingan dan meneriakkan kata “Play Ball”. Setelah pemain bertahan memasuki daerah jaganya masing-masing, pertarungan antara pelempar bola di tim bertahan dan pemukul bola di tim yang mendapat giliran memukul dapat dimulai. Seorang pelempar bola berdiri diatas plate dan menghadap ke arah penangkap bola. Pelempar bola akan berusaha melempar bola sekuat tenaga ke mitt penangkap bola. Posisi bola lempar mempunyai wilayah khusus yang disebut zona strike (strike zone), dimana hasil akhir lemparan terdapat diatas home plate dan tingginya tidak lebih dari dadadan tidak kurang dari lutut pemukul bola. Jika bola dalam zona strike tidak terpukul oleh pemukul bola, maka wasit akan berteriak “strike”. Dan apabila bola keluar dari zona strike, namun pemukul bola tidak mencoba memukul bola maka wasit akan berteriak “ball”. Zona strike adalah zona dimana bola dalam wilayah pukul pemukul bola. Pada saat melempar, pelempar bola akan berusaha membuat bola strike dengan sekuat tenaga agar pemukul bola kesusahan memukul bola walaupun bola berada di zona pukulnya. Sehingga tantangan seorang pelempar bola adalah melempar dengan kecepatan tinggi dan dengan sasaran yang tepat.

§  Penangkap bola

Dalam satu regu setidaknya memiliki satu orang penangkap bola. Penangkap bola dilengkapi dengan perlengkapan pengaman dan bertugas menangkap lemparan pelempar bola. Catcher menggunakan helm(topeng penangkap bola) untuk melindungi kepala dan muka, pelindung tubuh untuk melindungi daerah badan dan pelindung kaki untuk melindungi daerah lutut ke bawah. Posisi penangkap bola adalah jongkok di belakang pemukul bola. Seorang pelempar bola dan penangkap bola diharuskan memiliki komunikasi yang baik dengan isyarat-isyarat untuk bekerjasama mematikan seorang pemukul bola. Seorang penangkap bola kadang adalah pengatur strategi yang baik, karena dalam pertandingan penangkap bola dapat melihat seluruh situasi yang terjadi di depannya.

§  Penjaga

Selain pelempar bola dan penangkap bola , tim bertahan memiliki 7 orang penjaga (fielder) yang terbagi dalam 4 penjaga daerah dalam (infielder) dan 3 orang penjaga daerah luar (outfielder). Bagian dalam yaitu penjaga marka satu (pertama), penjaga marka dua (kedua), Penjaga antara marka dua dan tiga (shortstop), dan penjaga marka tiga (ketiga). Sedangkan penjaga luar terdapat di sebelah kiri (penjaga kiri), tengah(penjaga tengah), dan kanan (penajga kanan). Semua penjaga (termasuk pelempar bola dan penangkap bola) berusaha mematikan 3 orang tim lawan agar mendapat giliran memukul. Karena run hanya bisa didapatkan dalam posisi menyerang.

§  Pemukul bola

Tiap pemukul bola mempunyai kesempatan 3 kali strike dan 4 kali ball. 3 kali strike akan membuat pemukul bola mati “Strike Out”. Dan apabila 4 kali ball maka pemukul bola diperbolehkan jalan bebas ke arah marka satu (free walk). Apabila pemukul berhasil memukul bola, pemukul bola akan berlari sekuat tenaga mencapai marka satu sebelum bola pukulannya dikembalikan atau di tangkap oleh penjaga marka satu. Jika pemukul bola berhasil sampai di marka satu sebelum penjaga marka satu menangkap bola maka pemukul bola “safe”'. Namun bila penjaga marka satu lebih cepat menangkap bola, maka pemukul bola “out”.
Terdapat berbagai macam jenis memukul. Hit, Bunt, hit and run, Steal dan lain-lain. Tergantung situasi yang terjadi saat itu. Berbagai macam jenis hit digunakan sesuai strategi yang akan ditempuh tim penyerang.

F.     Federasi Sofbol Internasional (International Softball Federation)

Badan inilah yang akhirnya membuat peraturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga sofbol yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Naskah aslinya tertulis dalam bahasa Inggris, dan diterjemahkan oleh negara-negara anggotanya.Terbentuknya Federasi Sofbol Internasional itu, maka memungkinkan diadakannya pertandingan antar negara yang bersifat internasional. Kemudian diselenggarakan kejuaraan-kejuaraan tingkat nasional, regional dan dunia.
Kejuaraan Internasional Sofbol paling bergengsi saat ini adalah Kejuaraan Sofbol Dunia (World Cup of Softball) yang diselenggarakan oleh Amateur Softball Association dibawah naungan International Softball Federation. Negara-negara anggota ISF yang memasuki babak kualifikasi tiap tahun mengirimkan kontingennya untuk bertanding. Setalah lolos kualifikasi, sejumalah 6 negara akan bertanding satu sama lain (5 pertandingan). Dan 2 tim terbaik akan bertanding untuk memperebutkan posisi juara one-game-winner-take-all championship.
Pada tahun 2007, Indonesia berhasil menorehkan sejarah lolos ke World Cup of Softball pertama kalinya. Indonesia bertanding dengan negara-negara lainnya di Oklahoma City dalam World Cup of Softballsetelah berhasil memasuki peringkat 3 dalam kualifikasi antar negara Asia.

§  Sofbol di Indonesia

Sebelum perang kemerdekaan sofbol sudah ada yang memainkan di Indonesia, namun sifatnya masih sangat terbatas. Yaitu hanya dimainkan di sekolah-sekolah tertentu saja. Pada mulanya ada anggapan bahwa permainan olahraga sofbol hanya pantas dimainkan oleh golongan wanita saja. Hal ini terus berlangsung sampai tahun 1966. Oleh karenanya sampai tahun itu, sofbol hanya dimainkan oleh puteri. KetikaAsian Games Bangkok, terbukalah mata kita bahwa sebenarnya olahraga sofbol itu dapat dimainkan baik oleh puteri maupun putera. Pada waktu itu putera-putera kita, masih menyenangai olahraga bisbol.
Melihat perkembangan sofbol sedemikan cepatnya dan adanya kompetisi antara negara setiap tahunnya. Timbul perhatian kita terhadap cabang olahraga ini secara serius. Mulanya sofbol hanya berkembang diJakarta , Bandung,  Palembang,  Semarang dan Surabaya. Tetapi kini telah menjadi salah satu cabang olahraga yang yang sangat digemari masyarakat, terutama para pelajar dan mahasiswa. Untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan sofbol di Indonesia, diperlukan suatu badan yang mengaturnya, maka dibentuklah Organisasi Induk dengan nama  PERBASASI (Perserikatan Baseball & Sofbol Amatir Seluruh Indonesia). Dengan adanya wadah PB. PERBASASI ini mulailah diadakan kompetisi sofbol tingkat nasional. Kejuaraan Nasional I diselenggarakan tahun 1967 di Jakarta. Di samping itu sejak PON VII di Surabaya, sofbol menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.

§  Liga Sofbol Indonesia (LSI)

Dalam upaya lebih memperkenalkan olahraga sofbol di kalangan masyarakat, PB Perbasasi merencanakan membentuk Liga Sofbol Indonesia.
LSI diselenggarakan pertama kali pada tahun 2004. Putaran pertama diadakan di Jakarta pada bulan Mei 2004, sedangkan putaran kedua berlangsung di Bandung, Juli 2004. Putaran ketiga liga yang diikuti enam klub berlangsung di Surabaya, tanggal 26-27 November 2004. Seluruh klub peserta liga saat ini masih terbatas beberapa klub. Mereka adalah Citra Muda, Prambors, Garuda, Rebels (Jakarta), Gorgeous, NISP, Bumi Asri (Bandung), Sriti (Surabaya), Smanda (Lampung), dan Pirates (Kaltim)
Bagi kalangan sofbol, Liga Sofbol Indonesia atau LSI merupakan pertandingan bergengsi menuju semipro. Selain pemain Indonesia, klub-klub peserta LSI dapat menggunakan pemain asing dalam timnya. Saat ini peraturan mengenai pemain asing membolehkan Jumlah maksimal pemain asing yang dapat memperkuat sebuah klub ialah lima atlet. Namun hanya tiga pemain yang dapat menjadi pemain inti, sedangkan dua pemain lain yang menjadi cadangan hanya bisa menggantikan pemain asing.
 

BAB III

P E N U T U P

 KESIMPULAN

Bahwa olahraga ini Permainan sofbol lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung Olah Raga Farragut Boat Club Chicago, Illinois pada 16 September 1887 secara tidak sengaja oleh George Hancock.dan Di awal abad ke-20 sofbol mulai dimainkan di luar ruangan sebagaimana dilakukan di dalam ruangan. Tahun 1908 organisasi amatir untuk permainan baru ini (National Amateur Playground Ball Association of the United States). Sejak tahun 1933 “softball” telah menjadi sebuah nama resmi. Dan pada tahun 1934, pembentukan peraturan bersama untuk lebih jauh memberikan standarisasi peraturan sofbol.

Makalah Perkembangan Gerak Anak SD


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada dasarnya setiap anak mempunyai ciri khas masing- masing, baik dalam peranan kehidupan sehari – harinya. Hal ini disebabkan karena setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda, mulai dari lingkunagn keluarga, status ekonominya, serta beberapa aspek yang mampu membuat perkembangan tubuh seorang individu berkembang atau tidaknya. Maka dari itu perlu suatu tatanan bagi setiap anak untuk dapat dipenuhi segala macam kebutuhannya demi perkembangan yang ideal.
Perkembangan motorik anak usia sekolah dasar tergantung pada gerak anak itu sendiri, terkadanga anak mau unutk bergerak, terkadanga pula anak sama sekali tidak mau bergerak. Maka dalam masalah seperti ini, di harapkan seorang pengajar agar biosa lebih memberikan motivasi kepada anak untuk tetap bergerak demi terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif, dan selebihnya untuk menjadikan anak bisa lebih terjaga kesehatannya.

1.2 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya kita sebagai mahasiswa PJKR apabila kita nantinya dihadapkan pada seorang peserta didik mengenai gerak dasar dan perkembangan motoriknya.
Mudah – mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi mahasiswa PJKR agar nantinya terbiasa dengan lingkungan yang dihadapinya di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.

1.2  Rumusan Makalah

  1. Jenis permainan atau olahraga apa yang cocok bagi anak sekolah dasar ?
  2. Komponen apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan gerak dasar anak?
  3. Faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan  anak ?

BAB II
 PEMBAHASAN

2.1 Untuk SD Kelas I

Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan gerak dasar ke dalam permainan sederhana / aktifitas jasmani dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.1 Mempraktikan gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan gerak dasar lokomotor

   - Melakukan gerakan jalan
   - Melakukan gerakan lari

Dalam indikator pembelajaran tersebut ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh, diantaranya yaitu:

  1. Balance (keseimbangan) : Siswa mampu mempertahankan  tubuhnya untuk tetap bergerak, misalkan dalam gerakan berjalan ke depan, ke belakang, ke samping, lari ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan.
  2. General Endurance (daya tahan) : Siswa mampu mengontrol stamina atau dalam kata lain bisa mengatur napasnya agar tidak mudah cape, karena aktifitas berlari tersebut, serta bisa menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak mudah jatuh.


Standar kompetensi    : 3. Mempraktikan gerak dasar ke dalam senam lantai sederhana tanpa alat dan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya.

Kompetensi Dasar       : 3.2 Mempraktikan gerak dasar keseimbangan dinamis tanpa alat, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan gerak dasar

-          berjalan di atas garis lurus
-          berjalan dengan mata ditutup
-          berjalan lurus dengan kaki jinjit

Komponen yang dominan dalam materi pembelajaran ini, yaitu:

  1. Balance : Siswa mampu mepertahankan posisi tubuhnya pada saat berjalan di garis lurus ataupun dengan mata tertutup.
  2. Sternghth : Kekuatan otot tungkai dan jari- jari kaki sangat diperlukan ketika siswa harus berjalan lurus dengan kaki jinjit



Standar kompetensi    : 4. Mempraktikan gerak dasar / mengunkapkan perasaan melalui gerakan berirama dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 4.1 Mempraktikan gerak dasar / gerak bebas berirama tanpa menggunakan musik,, serta nilai disiplin, sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan gerak dasar

- Menirukan gerakan binatang dan gerakan pohon ditiup angin

Dalam indikator pembelajaran tersebut da beberapa komponen yang sangat berpengaruh, diantaranya yaitu:

  1. Koordinasi : Siswa mampu menirukan berbagai macam gerakan dari apa yang dilihatnya, misalkan menirukan gerakan gajah berjalan, burung terbang, dan pohon yang tertiup angin.

2.2 Untuk SD Kelas 2

Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan gerak dasar ke dalam permainan sederhana / aktifitas jasmani dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.3 Mempraktikan gerak dasar melempar, menangkap, menendang, menggiring bola ke berbagai arah dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Gerakan
-          Melakukan gerak dasar melempar
-          Melakukan gerak dasar menangkap

Dalam indikator tersebut, ada beberapa komponen yang sangat dominan untuk erkembangan gerak anak / siswa, komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Power : Siswa mampu melempar sejauh mungkin, sesuai yang dianjurkan oleh gurunya, dalam hal ini otot bisep maupun trisep sangat berpengaruh agar hasil lemparannya bagus.
  2. Reaction Time : Kecepatan reaksi siswa dalam menangkap hasil lemparan sangat diperlukan. Hal ini juga berpengaruh terhadap sitem koordinasinya,, karena siswa mampu menangkap bola dengan baik pada waktu yang tepat pula.


Standar kompetensi    : 2. Mempraktikan gerak dasar kebugaran jasmani dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 2.1 Mempraktikan suatu jenis bentuk latihan untuk meningkatkan otot lengan dan otot tungkai dengan mengikuti aturan, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

-          Latihan otot lengan
-          Latihan otot tungkai

Dalam Materi kali ini ada beberapa komponen yang sangat diperlukan :

  1. Power : Siswa mampu melatih beberapa otot lengan maupun otot tungkai dalam gerakan seperti, jalan kepiting ke depan, gerobak berjalan, latihan lari ke depan, latihan jalan jongkok.
  2. Balance : Keseimbangan tubuh siswa dapat berpengaruh agar hasil dari gerakan – gerakan tersebut tercapai.
  3. Strenghth : Kontraksi otot pada saat melakukan gerakan – gerakan tersebut harus mampu dimaksimalkan oleh siswa.
  4. General Endurance : Daya tahan tubuh siswa sangat diperlukan agar siswa mampu melakukan gerakan – gerakan tersebut mulai dari awal sampai akhir, karena faktor stamina pun berpengaruh supaya hasil nya memuaskan.


Standar kompetensi    : 3. Mempraktikan gerak senam ketangkasan dasar dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 3.1 Mempraktikan senam ketangkasan sederhana melompat, meloncat dengan isyarat keberbagai arah, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan Dasar

-          Senam ketangkasan sederhana tanpa alat

Dalam Materi kali ini ada beberapa komponen yang sangat diperlukan :

  1. Power : Siswa mampu melatih beberapa otot tungkai dalam gerakan seperti latihan lompat ke depan , loncat ke depan.
  2. Flexibility : Kelentukan gerak ruang sendi dan otot sangat lah berpengaruh, hal ini dapat di lihat dari gerkan siswa pada latihan jalan kemudian melompat ke depan, karena ada jeda pada saat berjalan ke melompat.
  3. Daya Tahan : Siswa mampu menjaga stamina / energinya selama materi itu di berikan.


2.3 Untuk SD Kelas 3

Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan sederhana dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.2 Mempraktikan kombinasi berbagai gerak mengayun, membungkuk, menekuk dalam permainan sederhana dan aturan, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Gerakkan

- Melakukan gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan gerak manipulatif.

Dalam indikator pembelajaran tersebut ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh, diantaranya yaitu:

  1. Power : Daya ledak otot ini dapat terlihat dari gerkan siswa pada saat gerakan saling mendorong berpasangan, gerakan saling menarik berpasangan.
  2. Strenghth : Kekuatan otot pada saat berkontraksi mampu memberikan dorongan atau tarikan yang sangat kuat.
  3. Balance (keseimbangan) : Siswa mampu mempertahankan  tubuhnya untuk tetap bergerak atau dalam kata lain tidak jatuh pada saat mendorong atau menarik.
  4. Flexibility : Kelentukan tubuh siswa dapat terlihat pada saat melakukan sikap lilin, menekuk tubuh, punggung dan lutut.



Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan sederhana dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.2 Mempraktikan kombinasi berbagai gerak dasar melempar, menangkap, dan menendang dengan koordinasi yang baik dalam permainan sederhana dan aturan, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Gerakkan

- Melakukan gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan gerak manipulatif.

Dalam indikator pembelajaran tersebut ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh, diantaranya yaitu:

  1. Power : Daya ledak otot mampu berkontraksi dengan baik pada saat gerakan melempar bola sambil bergerak, dan menendang bola sambil bergerak.
  2. Strenghth : Kekuatan otot – otot pun diperlukan agar hasil lemparan atau tendangannya bagus dan tepat sasaran.
  3. Balance : Keseimbangan tubuh yang sangat diperlukan agar siswa tidak jatuh pada saat bergerak.
  4. Reaktion Time : Siswa harus menentukan waktu yang tapat untuk melempar, atau menendang agar hasilnya baik serta siswa yang lain mampu menangkap bola tersebut pada waktu yang tepat pula.


Standar kompetensi    : 2. Mempraktikan aktifitas kebugaran jasmani secara sederhana dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 2.2 Mempraktikan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan secara sederhana serta memiliki pengetahuan dengan mengikuti aturan, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Melakukan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan dan keseimbangan secara sederhana.

Siswa dapat melakukan berbagai macam gerakan, seperti : lari bolak – balik memindahkan benda, gerakan jongkok berdiri, bergerak berpindah tempat dengan isyarat. Dalam indikator tersebut ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh, diantaranya :

  1. Power : Daya ledak otot mampu berkontraksi dengan baik pada saat gerakan lari bolak – balik memindahkan benda, gerakan jongkok berdiri
  2. Strength : Kekuatan otot – otot pun diperlukan agar berkontraksi dengan baik, terutama otot tungkai, yakni pada gerakan jongkok berdiri secara berulang – ulang.
  3. Balance : Keseimbangan tubuh dapat terlatih dengan gerakan – gerakan tersebut.
  4. Agility : Kelincahan gerak siswa dapat terlihat ketika waktu yang diperoleh dari hasil gerakan tadi sesingkat mungkin.
  5. Reaction Time : Siswa mampu mendengar isyarat dengan tertiupnya peluit maka harus lari, dalam gerakan berpindah tempat dengan isyarat. Hal ini juga berpengaruh terhadap sistem perintah / koordinasi masing – masing siswa.


2.4 Untuk SD Kelas 4

Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga, serata nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.3 Mempraktikan gerak dasar dalam permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Bermain sepak bola dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi.

Untuk materi pokok pembelajaran Sepak Bola, ada beberapa komponen yang sangat dominan untuk perkembangan gerak anak / siswa, komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Power : Seorang siswa mampu menendang bola dengan punggung kaki, kaki bagian dalam, kaki bagian luar, baik kaki kanan maupun kaki kiri.
  2. Agility : Siswa mampu berlari dan megontrol bola dengan kaki kanan atau kiri.
  3. Speed : Kecepatan yang diperlukan pada saat berlari baik membawa bola maupun mengejar bola.
  4. Daya Tahan : Siswa mampu mengontrol stamina agar tetap bergerak selama berlari ataupun mengejar bola.
  5. Balance : Siswa mampu menjaga posisi tubuhnya agar tetap bergerak, dan tidak mudah jatuh pada saat bergerak tersebut.



Standar kompetensi    : 2. Mempraktikan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 2.1 Mempraktikan berbagai bentuk aktifitas / permainan sederhana untuk melatih daya tahan dan kekuatan otot dengan mengikuti aturan, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Melakukan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan otot.

Komponen – komponen yang berpengaruh dalam materi ini, yaitu :

  1. Power : Kekuatan otot dapat terlatih ketika siswa melakukan gerakan mengangkat tubuh, gerakan melompat di tempat.
  2. Daya Tahan : Siswa mampu mempertahankan posisi tubuhnya melalui gerakan melompat baik menggunakan awalan atau tidak menggunakan awalan.
  3. Balance : Keseimbangan tubuh sangatlah berpengaruh agar siswa tidak jatuh dan dapat terlatih dengan gerakan – gerakan seperti di atas.


Standar kompetensi    : 3. Mempraktikan gerak dasar senam lantai dan senam ketangkasan sederhana untuk meningkatkan kebugaran jasmani, serta nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 3.1 Mempraktikan kombinasi gerak senam lantai tanpa alat dengan memperhatikan keselamatan, serta disiplin, keberanian, kejujuran, kerjasama, sportivitas, toleransi, dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

-          Roll depan
-          Roll belakang

Komponen – komponen yang berpengaruh dalam materi ini, yaitu :

  1. Srength : Kekuatan otot mampu melakukan berbagai gerakan dasar senam seperti roll depan maupun roll belakang.
  2. Balance : Keseimbangan tubuh diperlukan agar hasil putaran tidak berbelok ke kanan atau kiri.
  3. Flexibility : Kelentukan tubuh sangat menunjang hasil putaran tersebut, pada hal ini siswa mampu berguling dengan ruang gerak otot dan sendi yang baik agar hasil putarannya baik pula.
  4. Power : kekuatan otot lengan dan otot tungkai juga berpengaruh, dan digunakan pada saat gerakan Roll depan dan Roll belakang.


2.5 Untuk SD Kelas 5

Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga, serta nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.1 Mempraktikan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Bermain Kasti dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi.

Untuk materi pokok pembelajaran Kasti, ada beberapa komponen yang sangat dominan untuk perkembangan gerak anak / siswa, komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Power : Siswa mampu melakukan gerakan melempar bola, memukul dan berlari.
  2. Sterength : Kekuatan otot teruji ketika siswa melakukan berbagai macam gerakan tersebut.
  3. Speed : Kekuatan otot tungkai sangat diperlukan ketika siswa berlari.
  4. Balance : Keseimbangan tubuh mesti tetap terjaga.
  5. Agility : Kelincahan gerak siswa terlihat ketika ia berlari dan menghindar dari lawan mainnya.
  6. Koordinasi : Siswa mampu menempatkan bola tepat pada saat di pukul dan siswa yang lain menangkapnya.


Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 2.1 Mempraktikan berbagai bentuk aktifitas untuk melatih kekuatan otot anggota badan bagian atas dengan mengikuti aturan, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot anggota badan bagian atas.

Ada beberapa Komponen yang perlu diperhatikan dalam materi ajar kali ini :

  1. Power : Siswa mampu melakukan gerakan Push Up dan Sit Up selama waktu yang ditentukan.
  2. Strength : Kekuatan otot lengan, dada, dan perut sangat diperlukan agar hasil gerakannya baik.
  3. Flexibility : Kelentukan ruang gerak sendi dan otot berpengaruh terhadap gerakan – gerakan tersebut.
  4. Daya Tahan : Siswa mampu memperthankan staminanya selama waktu yang ditentukan.


Standar kompetensi    : 4. Mempraktikan gerak dasar ritmik tersetruktur secara individu dan beregu dengan atau tanpa menggunakan musik dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 4.1 Mempraktikan gerak dasr ritmik pola jalan, lari dan lompat secara individu dan beregu dengan atau tanpa menggunakan musik, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Melakukan gerak dasar ritmik sederhana dengan atau tanpa musik.

Komponen – komponen yang sangat diperlukan , yaitu :

  1. Coordination : Siswa mampu bergerak melangkah dengan irama, atau tanpa irama dengan berbagai variasi arah.
  2. Balance : Keseimbangan tubuh siswa berpengaruh terhadap hasil gerakan, karena waktu yang mungkin cukup lama.
  3. Agility : Siswa mampu bergerak melangkah dengan irama keberbagai variasi arah yang ditentukan.
  4. Power : kekuatan otot tungkai dan perut sangat lah berpengaruh untuk menghasilkan gerakan yang baik.


2.6 Untuk SD kelas 6

Standar kompetensi    : 1. Mempraktikan berbagai gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Kompetensi Dasar       : 1.1 Mempraktikkan gerak dasar salah satu permainan bola kecil dengan koordinasi dan kontrol yang baik dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerja sama, sportivitas dan kejujuan.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Bermain Tenis Meja dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi.

Untuk materi pokok pembelajaran Tenis meja, ada beberapa komponen yang sangat dominan untuk perkembangan gerak anak / siswa, komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Power : seorang siswa dapat melatih otot – otot tubuhnya yakni pada bagian lengan, perut dan kaki. Karena ketiganya sangat berpengareuh terhadap tekhnik dasar pukulan – pukulan pada permainan tennis meja tersebut.
  2. Speed : kecepatan yang diperlukan siswa untuk memukul bola dengan laju yang cepat dan terukur. Di samping itu dapat melatih gerakan – gerakan kaki untuk dapat melangkah dan bergerak lebih cepat baik ke samping kanan atau kiri, ke depan maupun kebelakang.
  3. Daya Tahan : Siswa mampu bermain lebih lama sesuai waktu yang ditentukan oleh pelatih atau pendidiknya. Disamping itu juga mampu menjaga staminanya selama berlatih.
  4. Agility : Siswa mampu bergerak lebih cepat baik ke samping kanan atau kiri, ke depan maupun kebelakang untuk penempatan posisi agar bola terpukul dengan baik untuk mematikan seorang lawan tandingnya.

Standar kompetensi    : 2. Mempraktikkan latihan peningkatan kualitas jasmani (komponen kebugaran jasmani) dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 2.2 Mempraktikkan berbagai latihan untuk memperbaiki cacat jasmani bukan bawaan, serta nilai-nilai keselamatan diri pun terjaga.

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Latihan gerakan kekuatan

Ada beberapa Komponen yang diperlukan dalam materi ajar kali ini, yeitu :

  1. Power : Siswa mampu melakukan berbagai macam gerakan seperti Mendorong gerobak, Push-up, Sit-up, Back-up, dan Naik turun tangga.
  2. Strength : kekuatan otot – otot leher, dada, tungkai, dan lengan sangat diperlukan agar hasil gerakan nya baik.
  3. Balance : Keseimbangan tubuh harus tetap terjaga, untuk menghasilkan gerakan sebanyak mungkin dalam waktu yang ditentukan.



Standar kompetensi    : 6. Mempraktikan berbagai gerak dasar dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar       : 6.1 Mempraktikan penerapan tehnik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportifitas dan kejujuran

Indikator                     : Melakukan Gerakan

- Bermain Bola Voli dengan peraturan yang sebenarnya.

Untuk materi pokok pembelajaran Bola Voli, ada beberapa komponen yang sangat dominan untuk perkembangan gerak anak / siswa, komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Power : Siswa mampu melakukan berbgai macam gerakan seperti service, passing, dan smash.
  2. Strength : Kekuatan otot lengan, perut, dan tungkai sangat dilakukan pada saat melakukan smash.
  3. Balance : Keseimbangan tubuh siwa dapat terlihat ketika siswa mampu bermain dengan baik.
  4. Speed : Siswa mampu berlari mengejar bola yang terlempar jauh dari lapangan permainan.
  5. Coordination : adanya koordinasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, agar mampu menghasilkan permainan yang menarik.
  6. Reaction Time : Penemptan waktu yang baik saat melakukan service, passing maupun smash.


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan

Perkembangan gerak dasar anak usia SD dapat terlihat kala si anak mau bergerak bersama teman – temannya. Di samping itu ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh dalam diri masing – masing anak, seperti : Speed, Power, General Endurance, Balance, Agility, dll, yang memungkinkan anak mau dan mampu bergerak. Karena setiap anak mempunyai perbedaan dalam memiliki komponen – komponen kebugaran jasmani tersebut.
Jenis permainan atau olahraga yang cocok untuk anak usia sekolah dasar nantinya diharapkan bisa memberikan kebugaran jasmani pada diri anak semakin meningkat, dengan mengikuti berbagai macam olahraga atau jenis permainan tertentu seorang anak lebih mampu bergerak serta nantinya ada perbaikan sistem kesehatan bagi diri seorang anak.
3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini kami berharap para mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal tentang perkembangan gerak dasar seorang anak pada tingkatan usia tertentu. Agar nantinya dapat dimengerti oleh semua mahasiswa untuk pribadinya dan untuk di berikan kepada peserta didiknya di masa yang akan datang.
Mudah- mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA


Rpp, Kurikulum, dan Silabus Penjasorkes SD